5 Kesalahan Umum UMKM Mengelola Keuangan Usaha
Tahukah kamu, 80% UMKM gagal bukan karena sepi pembeli, tapi karena salah mengatur uang? Penjualan boleh ramai, tapi kalau pengelolaan keuangan amburadul, usaha bisa jalan di tempat bahkan bangkrut.
1. Mencampur uang pribadi & usaha
Masalah: pemilik pakai satu rekening untuk belanja rumah dan kebutuhan usaha.
Dampak: sulit menghitung laba sesungguhnya, rawan pakai modal tanpa sadar, dan repot saat mau urus pajak atau pinjaman.
Solusi praktis:
- Buka rekening bisnis sederhana atau dompet usaha terpisah.
- Tetapkan gaji pemilik (ownerโs pay): mis. transfer rutin tiap minggu/bulan dari rekening usaha ke rekening pribadi sebagai โgajiโ.
- Catat setiap penarikan sebagai โprive/ambil pemilikโ agar jelas tidak tercampur dengan biaya operasional.
2. Tidak mencatat pengeluaran kecil
Masalah: biaya kecil (parkir, plastik, pulsa) dianggap sepele โ tidak tercatat.
Dampak: pengeluaran akumulatif besar, margin mengecil tapi pemilik tidak menyadari.
Solusi praktis:
- Gunakan sistem petty cash: sediakan amplop/rek specific untuk kebutuhan kecil.
- Catat setiap pengeluaran kecil dengan kategori (bungkus, transport, promosi, listrik).
- Jika pakai WhatsApp bot: cukup kirim perintah singkat, mis.
/biaya plastik 2000
atau/pengeluaran parkir 5000
, langsung tercatat. - Rekonsiliasi mingguan: cocokkan struk/nota dengan catatan petty cash.
3. Tidak punya laporan bulanan
Masalah: usaha jalan tanpa gambaran performa bulanan.
Dampak: tidak tahu apakah untung/rugi, membuat keputusan investasi salah.
Solusi praktis:
- Minimal buat laporan laba-rugi sederhana tiap bulan (pendapatan / HPP / biaya operasional = laba bersih).
- Pantau 3 KPI: omzet, margin kotor, dan kas tersedia.
- Jadwalkan review bulanan (mis. setiap awal bulan) untuk evaluasi dan rencana tindakan.
- Gunakan fitur laporan otomatis (PDF) supaya mudah dicetak/arsip.
4. Terlalu percaya ingatan
Masalah: mengandalkan memori untuk ingat transaksi.
Dampak: transaksi terlewat, angka tidak akurat, keputusan berdasarkan asumsi.
Solusi praktis:
- Catat di saat transaksi (point-of-sale), atau langsung kirim ke bot lewat WhatsApp.
- Simpan bukti transaksi: foto struk/nota sebagai lampiran.
- Terapkan aturan โend-of-dayโ review: tiap malam cocokkan total kas dengan catatan.
5. Tidak evaluasi stok
Masalah: tidak memantau masuk-keluar barang โ sering kehabisan atau menumpuk stok.
Dampak: kehilangan penjualan saat stok habis; modal terikat di stok yang tidak bergerak.
Solusi praktis:
- Catat setiap barang masuk dan keluar (stok kartu atau digital).
- Terapkan reorder point: jika sisa โค jumlah X, pesan lagi.
- Lakukan analisis sederhana: produk A (top seller), B (menengah), C (lambat) fokus promosi pada A dan B, kurangi pembelian C.
Solusi: Pencatatan Otomatis dengan Asisten
Dengan Asisten UMKM, semua catatan bisa dilakukan otomatis lewat WhatsApp. Setiap transaksi masuk akan tersusun rapi, dan di akhir bulan kamu otomatis mendapatkan laporan dalam format PDF.
Kamu tidak perlu repot membuat laporan manual di Excel. Cukup jalankan bisnismu seperti biasa, pencatatan dan laporan sudah ditangani oleh sistem.
Penutup & CTA
Mengatur keuangan bukan soal jadi akuntan cukup disiplin dan sistem yang konsisten. Mulai dari memisahkan rekening, mencatat setiap pengeluaran, sampai rutin lihat laporan bulanan, langkah-langkah kecil ini bisa menyelamatkan keuntunganmu.
๐ Coba Asisten UMKM untuk mencatat otomatis lewat WhatsApp dan dapatkan laporan bulanan PDF tanpa ribet: Asisten.leeasy.id
Transformasi Digital: Solusi Bisnis di Era Modern

Sejalan dengan visi ini, transformasi digital menjadi kunci pertumbuhan bisnis di era modern. NawaTara Tech siap bantu bisnis berkembang lewat solusi teknologi, dari pengembangan website hingga optimalisasi digital. Udah siap bawa bisnismu ke level berikutnya? Hubungi kami sekarang buat solusi digital yang profesional dan inovatif! Dapatkan DISINI!
Baca Juga:ย Cara Mudah Catat Penjualan Warung Lewat WhatsApp
Berlangganan Saluran WhatsApp: WA Channel
Join Community Sekarang: Nawatara Community
Post Comment